Wanita Karir atau Full Time Mother?

Assalamualaikum..

Setelah vakum beberapa bulan menulis di blog, kali ini saya paksa waktu senggang saya untuk mulai konsisten lagi menulis. Tema yang saya angkat kali ini adalah seputar pekerjaan impian seorang wanita, terutama saat telah menikah kelak. Sounds nice?

Pikiran yang harus dipikirkan matang-matang semua wanita. Apakah akan tetap menjadi wanita karir dengan baby sitter dimana-mana atau menjadi full time mother untuk anak dan suaminya kelak. Dua pilihan yang menjadi pilihan bebas setiap wanita.

Salah satu tapping dalam Mario Teguh Golden Way membuat saya makin membuka hati profesi apa yang akan saya pilih saat kelak menikah dan memiliki buah hati.
Berikut analogi yang diungkapkan pak Mario:

Apa yang akan anda lakukan pada kuda peliharaan anda yang harganya mencapai 2M? Apakah anda akan memberikan penjagaan yang mahal pula?

Ya! Jika saya memiliki kuda yang harganya mencapai 2M, saya tidak akan membiarkannya dijaga oleh orang sembarangan, bahkan jika perlu saya akan turun langsung untuk melihat kuda saya dirawat benar-benar secara profesional!

Oke! cukup. Itu kuda yang harganya 2M.:)
Pertanyaan selanjutnya, berapa harga anak anda? (*think*)

Apakah Anda rela memberikan anak anda (yg tidak ternilai harganya) pada orang (baby sitter) tanpa pengawasan ekstra anda?

.................................................................................................

Silahkan jawab masing-masing.:)

Tapi pak Mario, saya (istri) bekerja kan juga untuk membantu peningkatan taraf hidup keluarga pak. Ini kan juga untuk anak-anak kelak. Saya dan suami bekerja juga untuk mereka.

Oke, itu pilihan masing-masing. Tapi, Jangan sampai gaji sekian juta yang anda peroleh perbulan meruntuhkan kehidupan buah hati anda yang tidak ternilai harganya. -Mario Teguh-


Rasulullah Muhammad Saw. bersabda “Wanita adalah tiang negara !”. 
Hancur atau majunya suatu negara tergantung bagaimana kondisi perempuan yang ada di dalamnya. Apabila baik akhlaq para wanitanya, maka baik pulalah negara itu. Dan apabila buruk perangainya, maka buruk dan hancurlah negara tersebut.

Oke, negara disini kita ibaratkan sebagai sebuah keluarga kecil yang didalamnya kita mendidik anak-anak kita dan menyenangkan hati suami setiap kali pulang bekerja kita ada dirumah menyiapkan segalanya dan memberikan senyuman paling manis.

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang” [Ar-Rum : 21]

Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata di dalam tafsirnya tentang mawadah wa rahmah mengatakan: 
“Mawaddah adalah rasa cinta dan Rahmah adalah rasa kasih sayang, karena sesungguhnya seorang laki-laki hidup bersama istrinya adalah karena cinta kepadanya atau karena kasih dan sayang kepadanya, agar mendapat anak keturunan darinya.”

Pilihan menjadi full time mother saat telah menikah dan memiliki anak nanti juga bukan menjadi alasan untuk para istri berhenti berkarya dan menuntut ilmu diluar sana. 

Rasulullah saw bersabda:
“Aku tinggalkan pada kamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat selama kamu berpegang teguh kepadanya, yaitu Kitabullah (Al-Qur’an) dan Sunnah NabiNya (Hadits)” [Diriwayatkan Imam Malik didalam Kitab Al-Muwaththa’]

Menjadi full time mother justru menjadikan seorang wanita lebih cerdas karena dituntut sempurna memberikan perhatiannya untuk membentuk karakter calon pemimpin masa depan. Justru semakin cerdas karena akan semakin aktif menimba ilmu dengan tetap penuh memberikan perhatian dan waktu berharganya untuk anak dan suaminya. 

Menjadi full time mother dan melihat perkembangan buah hatinya pada awal-awal usia emasnya dan membentuk karakter supaya menjadi pemimpin masa depan bagi agama dan negara bukanlah pekerjaan sepele dan main-main. Para pemimpin lahir dari tempaan kasih sayang dan pembelajaran di rumahnya dan ini menjadi tugas utama seorang ibu. 

Saya termasuk wanita yang workaholic. Wanita karir yang terbiasa dengan tugas-tugas deadline dan bertemu dengan banyak teman-teman baru. Senang berdiskusi dan berkelana ke tempat-tempat dan pembelajaran baru. Hingga tema ini mencuat dipikiran. Akankah saya tetap menjadi wanita karir atau menjadi full time mother untuk anak dan suami saya ketika saya menikah kelak? 

Atau mungkin pilihannya, tetap bekerja tapi tidak full time.:D

Keep shining, Girl! your shining never be rise when you choose all that take Allah first.:)

Bukankah amalan yang terus mengalir saat kita meninggal meninggal dunia salah satunya adalah anak yang sholeh sholehah..:)


Yuk, ngobrol dengan saya di twitter:

0 comments:

Post a Comment