Stop Bising.!

Hmm, kalo bicara mengenai bising, pasti kita langsung mengarah ke keramaian kota, jalan raya, banyak mobil, bus, motor semuanya berjalan kencang seakan gak pernah letih bersuara,hehe. Musik punk rock, metal, apalagi kita yang hobi mendengarkan ipad lama-lama dengan volume keras serta segala bentuk keramaian lain yang menyumbangkan polusi kebisingan juga kerap kali ada di sekitar kita.

Keadaan ini disebut dengan polusi kebisingan yang kerap kali sering diremehkan oleh masyarakat. 

Orang lebih waspada dengan polusi udara, air, makanan dan berbagai polusi lainnya di sekitar mereka. Padahal, pendengaran kita tak pernah berhenti bekerja sepanjang hayat. Terlebih lagi kondisi lingkungan perkotaan seperti di jakarta dengan tingkat kebisingan hingga mencapai lebih dari 80 dB yang hampir setiap hari kita dengarkan. Padahal, ambang batas yang masih bisa ditolelir telinga hanya 70 dB saja.


Selain untuk mendengar, telinga juga berfungsi untuk menjaga diri, mengatur suhu tubuh, menjaga keseimbangan dan posisi tubuh terhadap gravitasi dan semua gerakan (maju-mundur, ke samping, naik-turun dan sebagainya).  

Hmm, kalo sudah begini guys  
kepedulian tentang masalah polusi kebisingan juga harus mendapatkan perhatian.

Basic Gender Discussion

27 Januari 2011,
Bertempat di sekret IB di daerah Pasar Minggu, Jaksel pada kamis lalu (27/01), SHOUT! IB sebuah gerakan anak muda dibawah bimbingan Indonesia Berseru Aliansi Desa Sejahtera mengadakan public discussion tentang Basic Gender.

Di saung yang letaknya berada di depan halaman sekret IB, suasana diskusi jadi pewe banget,heheehe. Santai tapi mengena. Pokoknya diskusi terbuka yang dibuka dengan santai, penuh canda, tawa tapi isi yang disampaikannya tetap mengena.

Volunteer SHOUT! IB yang datang ada 5 orang karena yang lain sedang berhalangan hadir pada hari kamis lalu. Diskusi tetap berjalan ramai dan menyenangkan dengan suasana asri saung ditemani dengan makanan dan cemil-cemilan yang dibuat oleh mas kusna. Hmm,,top markotop deh kalo lagi berkunjung ke sekretnya IB ini pasti mas kusna bikin lidah kita ngunyah terus..hehheee.:p

Oh yaa,,diskusi IB kali ini fasilitatornya ada mbak Nazla dan Mbak Yeni dari Oxfam Indonesia. Kita juga kedatangan tamu Ms.Grace mahasiswi program master di Melbourne, Australia yang sedang internship di Oxfam Indonesia.


Apa sih Gender itu..?
Gender adalah perbedaan peran, fungsi, tanggung jawab antara perempuan dan laki-laki yang hasil konstruksi budaya, tergantung tempat dan dapat berubah dari waktu ke waktu sesuai perkembangan budaya masyarakat (jaman). Jadi, gender itu berbeda dengan seks.

Gender bisa berbeda-beda penerapannya antara laki-laki dan perempuan bergantung faktor budaya, agama, sosial, politik, hukum, pendidikan yang dapat berubah sesuai konteks waktu, tempat dan budaya.
Hmm, kalo bicara masalah gender pasti kita langsung fokus sama perempuan deh..~
ya, jelas aja..selama ini anggapan tentang perempuan yang begitu beragam dan peran yang berbeda dari laki-laki sudah seperti konstruksi sosial di masa kini.

Masalah Gender kerap kali dianggap sepele oleh banyak orang bahkan oleh korban nya sekalipun, dalam hal ini korban yang paling banyak adalah perempuan yang kerap kali mengalami peminggiran baik dalam bidang ekonomi maupun politik. Bentuk-bentuk dari ketidakadilan gender yaitu penundukan, peminggiran peran, stereotip, beban ganda yang akhirnya dialami oleh kaum perempuan, termasuk juga didalamnya ada kekerasan dalam rumah tangga yang kerap dialami oleh kaum perempuan. Anggapan dan stereotip masyarakat kebanyakan sudah sangat melekat tentang perbedaan peran perempuan dan laki-laki.

Dalam menjalankan suatu program kampanye, advokasi dan sebagainya pun kita harus menyisipkan masalah gender di dalamnya, karena kita harus memahami bahwa kebutuhan dari laki-laki dan perempuan dalam setiap aspek dan kegiatan berbeda. Dari sini, kita mulai diajak untuk lebih peka pada setiap persoalan, bahwa dimanapun kita, peran gender sangat penting untuk selalu diperhatikan. Jangan sampai terjadi ketimpangan dan ketidakadilan yang timbul dari ketidakpedulian kita pada masalah gender.!

Contoh konkretnya neh kata mbak Yeni yang aktif concern dalam pengurusan pemberian bantuan pada korban bencana, aspek-aspek masalah gender harus dilibatkan disini. Masyarakat selalu memberikan bantuan bahan pangan dan lupa bahwa ada kebutuhan berbeda pada para korban perempuan yang membutuhkan bantuan bukan hanya makanan melainkan hal lain yang juga urgent untuk kebutuhan perempuan pribadi.



Stop Ketidakadilan Gender yang berakibat pada keterpurukan para korbannya.






-CP-
28/01