Entah apa yang harus saya tuliskan di
bagian prolog resensi buku ini. Bukan seakan menjadi endorsemen, atau pengamat
buku tapi saya benar-benar ingin menuliskan betapa saya sangat terhanyut dalam
cerita yang dibawakan Oki Setiana Dewi ini. Kata-katanya yang mengalir, tidak
dibuat-buat, tidak juga menggurui. Ceritanya yang runut dan teratur lengkap
dengan pesan-pesan dan rujukan ayat-ayatNya semakin membuat saya yang
membacanya terkesan dan membuka mata untuk semakin mengambil hikmah dan
pelajaran dari perjalanan hidup seorang Oki Setiana Dewi.
Berawal dari mampir secara iseng ke
website pribadi OSD dan membaca artikel-artikel yang ditulisnya membuat saya
semakin tertarik ingin lebih mengetahui OSD. Terlebih saat saya mengetahui jika
Oki pernah belajar di Rumah Qur’an Depok dan menghafal Al-Qur’an serta khusus
mempelajari bahasa Arab di Makkah selama satu bulan, kegiatan yang sangat
langka dilakukan seorang artis. Kalangan entertainment yang lebih mengedepankan
urusan pekerjaan dengan kesibukan yang luar biasa menurut saya membuat mereka
jarang memprioritaskan hal-hal semacam ini, Allahualam. Itu menurut pikiran
saya, melihat pasti padatnya jadwal mereka untuk tampil dan show dari satu kota
ke kota lain dan tayang di televisi yang mungkin 24 jam saja kadang tidak cukup
untuk menyelesaikan bahkan satu scene. Tapi, berbeda dengan Oki, muslimah
kelahiran 22 Januari 1989 ini tetap istiqamah, mempertahankan pakaian muslim
yang selama ini menemaninya meraih karir dan mimpinya di Jakarta. Berpegang
teguh pada prinsip dan pendiriannya untuk selalu mengedepankan urusan Akhirat
untuk mencapai semua mimpinya. Semua lillahita’alla. Subhanallah.
Iya, saya kagum karena Allah. Saya kagum
dan terkesan pada Oki Setiana Dewi karena Allah. Karena ketaatannya pada Islam,
karena prioritas Allah yang selalu dia kedepankan diantara semuanya. Karena
prinsipnya untuk selalu mengenakan pakaian muslimah walau bahkan harus rela
menanggalkan mimpinya menjadi seorang artis terkenal saat itu. Saya iri, karena
keteguhannya dalam berprinsip. Ujian
demi ujian untuk menanggalkan pakaian muslimahnya selalu dialami Oki bahkan
lebih sering ketika dia berusaha istiqamah mengenakannya.
"Kamu ini belum terkenal saja sudah sombong, ini
peran utama, hanya lepas kerudung saja sudah enggan"
Pertanyaannya dalam hati waktu itu adalah, Apakah
setelah kesuksesan telah Ia raih, hidayah itu masih akan ada di dirinya?
“Apakah
manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “kami
telah beriman,” dan mereka tidak diuji?” (Q.S Al-Ankabut : 2)
Prinsipnya yang
kuatlah yang membuat Oki tetap istiqamah mempertahankan semua identitas
keislamannya. Lagi-lagi bicara soal prinsip. Bukankah prinsip hidup kita sudah
jelas, semuanya sudah ada perintah di dalam Al-Qur’an dan akan selamat orang
yang tetap berpegang teguh pada kitabNya. Itu janji Allah.
Maka, melalui
buku ini, Oki menuangkan semua cerita kehidupannya dengan jelas bagaimana Allah
membukakan pintu rezeki seluas-luasnya baginya setelah Ia berhijab. Allah lah
yang mensutradarai langsung kehidupan Oki setelah dia memegang teguh prinsipnya
untuk berhijrah. Lihatlah Oki sekarang? Siapa yang tak mengenalnya?
Artis terkenal
yang pernah menyabet juara sebagai Aktris Wanita Terbaik veri Islamic Movie
Days, Aktris Pendatang Baru Wanita Terbaik dan Aktris Pendatang Baru Wanita
Terfavorit untuk film Ketika Cinta Bertasbih di Indonesia Movie Awards pada
2010 lalu.
Allah memang
Maha Segalanya. Tentu tak ada keraguan jika Ia sudah berkehendak. Atas semua
mimpi dan tujuan hidup. Allah bisa dengan mudah mewujudkannya. Ia lah yang
lebih tahu apa yang terbaik untuk kita. Maka Allah sebagai sebaik-baik penolong
dan pemberi keputusan.
Hanya sekitar
tiga hari saya selesai membaca buku dengan jumlah halama 334 halaman ini,
lengkap saya baca juga endorsment di bagian awal. Yang paling seru adalah
membaca endorsemen dari Reza M Syarief. Iya, saya memang setuju dengan
kata-kata beliau untuk buku ini. Saya setuju.
Buku berisi
perjalanan hidup Oki dari mulai Ia dilahirkan di muka bumi ini hingga Ia bisa
terkenal seperti sekarang ini. Semua bukan dengan kebetulan. Semua tentu dengan
proses, seperti yang telah Allah firmankan bahwa tidak akan berubah nasib suatu
kaum jika Ia tidak berusaha untuk mengubahnya. Tidak ada yang kebetulan di
dunia ini, semua tidak sia-sia.
“...Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau
menciptakan semua ini dengan sia-sia; Maha Suci Engkau...” (QS. 3: 191)
Membaca buku ini
menjadi lecutan semangat bagi diri saya pribadi, sebagai seorang muslimah.
Muslimah yang memang seharusnya harus mengedepankan prinsip hidup untuk selalu
berada di jalanNya. Tidak ada keraguan sedikitpun untuk menentang kehendak
Allah. Bersyukur dan menerima akan segala keputusannya setelah kita berusaha
dan mendekatkan diri kepadaNya. Sungguh, skenario Allah itu sangat Indah.
Terlalu Indah dan sayang jika hanya diterima dengan keluhan.
Ya Allah,
jadikanlah kami hamba-hambaMu yang selalu bersyukur. Yang beruntung mendapatkan
hidayahMu, yang senantiasa istiqamah menjaga hidayah-hidayah yang telah Engkau
berikan. Aamiin Allahuma Aamiin.
4 dari 5 bintang
saya nilai untuk buku “Melukis Mimpi” OSD..:)
Judul: Melukis Pelangi
Penulis: Oki Setiana Dewi
Penerbit: Mizan