Titik Balik


Aku ucapkan selamat datang kepada kenangan yang tak pernah pergi. Kenapa?

Agak sastra aku bilang. Akhir-akhir ini aku sangat terbuai dengan sastra. Rangkaian kata-katanya. Pilihan kata dan typologinya, juga orang-orangnya. Puitis, menurutku. Mereka bisa dengan apik merangkai kata dan memilihnya menjadi sebuah wacana yang tidak pernah bosan aku baca.

Nampaknya, aku kembali menemukan titik balik kehidupanku. Jiwaku. Sastra, naskah, dan bahasa. Semua dengan tulisan. Dimulai dari hobi menulisku yang memang hinggap di hari-hariku sejak aku duduk di bangku Sekolah Dasar. Hanya berbekal buku tulis kosong dan bolpoint yang selalu menemani di tiap waktu senggangku di rumah. Menceritakan semua kejadia-kejadian sepele yang aku alami di sekolah, rumah. Tentang perasaan anak muda, kekecewaan, kegembiraan, kesejahteraan, apapun itu. Cerpen, cerbung, teenlit, bahkan novel yang tidak pernah jadi selalu aku coba tulis dan tulis. Ya, kecintaanku pada dunia tulis menulis memang tidak sejalan dengan jurusanku saat ini.

Tapi, beruntung. Betapa beruntungnya aku. Tuhan menyayangiku. Ia tidak membiarkan hobiku berlalu begitu saja ditelan angin dan arogansi kehidupan. Aku masih aktif menulis, apapun. Kerap menjadi kontributor media online dan cetak. Masih berkeinginan untuk mengambil bidang sastra Indonesia saat S2 nanti. Terlebih keinginanku yang menggebu saat seringnya aku mengunjungi Universitas Indonesia. Terbersit dalam hatiku, suatu saat aku akan menjadi mahasiswi UI, walau aku mengucapkannya saat dengan sadar aku menjadi mahasiswi UIN Jakarta. Tidak apa-apa kan, Bukankah itu yang dinamakan mimpi?

Masih ada kesempatan S2, Sastra dan jurnalistik yang menjadi minatku. Jika tidak pun, aku tetap senang hobiku tidak berlalu dan terkubur begitu saja. Keinginan mama dan papa yang menginginkan anaknya menjadi manusia dengan profesi 'nyata' di masyarakat memang menjadi cikal bakal awalnya aku mengambil jurusan kimia.

Aku sama sekali tak keberatan, kebetulan juga karena aku menyenangi kimia. Setidaknya diantara semua pelajaran IPA. Kimia yang paling memungkinkan ada dikepalaku saat itu. Lama aku mengubur hobi lamaku. Masih terngiang saat aku mengingat hobi menulisku saat semester-semester awal studiku. Tapi, itu tak lama, aku kembali berkutat dengan sibuknya organisasi dan pelajaran yang membuatku bahkan tak sempat membuat cerita. Hanya tersisa membaca dari pasangan erat menulis saat itu. Aku masih membaca, tapi jarang menulis waktu itu.

Titik balik terjadi begitu kuat di semester akhirku ini. Keinginan untuk terjun ke dunia tulis-menulis kembali hadir. Aku bangkit lagi dengan hobi lamaku. Aku dan tulisan-tulisanku. Aku yang sempat tenggelam dengan 'kefanaan' juruan yang (mungkin) tak terlalu aku minati. Hanya sedikit saja mungkin minatku disini. Saat ini. Tapi aku tidak menyesal. Tidak, aku sama sekali tidak menyesal. Skenario Tuhan itu sungguh Indah. Aku bersyukur dengan kehidupanku saat ini.

Juga dengan kembalinya jiwaku yang tumbuh lagi dengan tulisan, sastra dan bahasa. Apapun itu. Aku kembali..

Kembali dengan cita-citaku yang dulu.
Sampai aku memang selalu kebingungan saat menjawab pertanyaan papa.
"Nanti mau kerja di bidang apa ka?"

Aku sempat bingung dengan papa, anaknya ini mengambil jurusan kimia. Kenapa masih sempat bertanya hal itu. Bukan tanpa alasan, papa yang selalu melihat kegiatan dan aktivitasku yang lebih banyak menulis dan berkutat dengan komunikasi dan jurnalistik mungkin membuat papa ingin menegaskan ingin jadi apa aku nanti?

"Aku ingin tumbuh dan hidup bersama tulisan, sastra dan jurnalistik, Pa" ucapku dalam hati.

2 comments:

Fitria Sis Nariswari at: October 2, 2012 at 1:29 AM said...

follow your passion, dear!! Memilih bidang sastra memang terlalu banyak yang menentang. Terlalu banyak yang meremehkan. Ah, tapi masuk ke bidang ini takpernah kering. Yuk. Mencandu sastra, naskah, dan bahasa bersama-sama! :)

Citraptiwi at: October 8, 2012 at 4:22 PM said...

Oh, my God.! Yup. that's right dear.:)
And lucky of you just following your passion in literacy. Tentang penjelasanmu kepada ayah ibumu tentang your passion, as I've read your blog. Gmana ceritanya dirimu bertemu editor gagas media. Selamat, kamu selamat dari dunia salah jurusan dan sedang hidup dalam pasision dan mimpimu I'a.

Ayuk, tak pernah kering jika belajar sastra. I always follow my (our) passion, I'a...:D

Thanks a bunch dear.!:))

Post a Comment